



MULAI ADA AKSI KEKERASAN DAN RASISME SUPORTER LIGA 1, PELATIH BALI UNITED INGATKAN KEMBALI TRAGEDI KANJURUHAN!
Kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 sudah memasuki pekan ke-11 di musim ini dan mengalami masa jeda dihentikannya sementara kompetisi karena agenda FIFA Match Day bulan September.
Sepanjang bergulirnya 11 pekan yang mempertemukan 18 kontestan Liga 1, aksi kekerasan dan tindakan rasisme dari para oknum suporter mulai terlihat.
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra mengingatkan kembali agar tidak terulangnya tragedi Kanjuruhan yang menimbulkan korban hingga dihentikannya kompetisi sepak bola di Indonesia dan bahkan jadi perhatian dunia.
Seperti yang diketahui bersama, saat ini Indonesia sedang dalam masa transisi perubahan sepak bola yang lebih baik pasca kejadian dari Tragedi Kanjuruhan tahun lalu.
Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) bersama operator kompetisi PT. Liga Indonesia Baru (LIB) melarang secara resmi suporter tamu untuk datang ke markas tim tuan rumah.
Akan tetapi, masih ada oknum suporter yang nekat datang tanpa atribut dan embel-embel sebuah tim demi bisa lolos berada di dalam stadion untuk mendukung tim kebanggaanya bermain.
Hal itu terkadang tidak mampu dikontrol oleh tim tuan rumah hingga terjadi beberapa aksi tidak mengenakan ketika hasil akhir sebuah pertandingan menjadi sebuah alasan.
Mulai adanya pelemparan botol ke dalam stadion, gesekan antar suporter, kerusuhan di dalam dan luar stadion hingga tindakan rasisme.
Upaya edukasi dan langkah preventif dari PSSI ternyata belum menjadi sebuah tameng bagi oknum-oknum suporter ini bertindak benar terhadap perbuatan yang dilakukannya.
Ketika di stadion tindakan oknum suporter tidak mampu terkontrol, begitu juga di kehidupan media sosial tidak bisa dibendung melalui kata-kata mutiara yang tidak indah berujung rasisme dan menyerang.
Jika tindakan oknum suporter dibiarkan begitu saja akan berdampak pada peristiwa buruk merusak citra sepak bola Indonesia.
Salah satunya tentu kembalinya kompetisi sepak bola Indonesia dihentikan.
Pelatih kepala Bali United, Stefano Cugurra pun turut mengingatkan oknum suporter ini.
“Kita semua tentu tidak boleh lupa peristiwa yang terjadi di Malang pada Liga 1 musim lalu,” ungkap Coach Teco.
Pelatih asal Brasil ini berharap agar para suporter ini bisa bijaksana dalam mendukung tim kebanggaannya berlaga di arena pertandingan.
“Suporter harusnya bisa datang buat menikmati pertandingan dengan bijaksana dan setelah pertandingan semua bisa balik pulang ke rumah dengan aman serta selamat,” jelas Coach Teco.
Pelatih yang sudah mengenal kultur dari sepak bola Indonesia sejak tahun 2003 ini berharap aksi tindakan oknum suporter baik melalui tindakan fisik maupun verbal tidak melukai citra sepak bola Indonesia.
Sehingga yang tercipta adalah budaya bijak dalam mencintai sebuah klub kebanggaannya hingga mendukung prestasi klub dan juga Timnas demi kemajuan sepak bola di Indonesia.***